Pages

Monday, November 23, 2015

Tentang Kehilangan

Dimana ada awal, pasti ada akhirnya. Dimana ada pertemuan, maka di situlah akan ada perpisahan. Perpisahan dan kehilangan adalah dua hal yang sama menyakitkan. Keduanya membawa kita pada satu fase yang mengajarkan begitu banyak hal. Seseorang yang telah merasakan kehilangan yang mendalam, mungkin akan lebih menghargai & menjaga apapun yang ia miliki. Lebih menghargai waktu & orang-orang yang pernah hadir dalam hidupnya.
Dalam hidup, kita menemukan banyak orang yang datang dan pergi. Allah telah menggariskan perjumpaan kita dengan siapa pun dalam catatan takdir masing-masing. Mereka datang silih berganti. Ada yang melintas dengan frekuensi singkat, namun kehadirannya sudah membekas dan menyisakan jutaan kenangan di hati.  Ada yang telah lama berjalan beriringan, tapi hadirnya tetap tak berarti. Ada pula yang datang dan pergi begitu saja seolah tak pernah ada.
Akhir sebuah perjalanan akan menjadi awal bagi perjalanan baru. Dan sebuah perpisahan akan menjadi awal bagi pertemuan kita dengan hal-hal dan dunia baru. Jum'at 20 November 2015 kemarin, kami berduka. Sahabat baik telah pergi mendahului, menyisakan jutaan kenang di hati. Tak ada lagi gelak tawanya, tak ada lagi keluh kesah saat berjuang bersama, tak ada lagi rutinitas yang biasa dilakukan bersama. Semuanya telah tersusun rapi menjadi memori.
Bukan kami tak mau menerima ketentuan Tuhan, kami rela melepaskan jika kesedihan dan kesakitan itu berbanding dengan kebahagiaan. Persoalan kematian adalah hal yang tak mampu dijelaskan secara logis, namun bila dilihat melalui kaca iman, persoalan ini justru memberi banyak pelajaran. Sebagai seorang muslim, sepatutnya kita percaya bahwa nanti, siapa pun akan mengalami hal yang sama. Tuhan tak pernah pandang bulu tentang siapa yang akan pergi menghadap-Nya lebih dulu. Tak peduli berapa pun usianya, apa kedudukannya, bagaimana pendidikannya. Jika Tuhan telah berkehendak, siapa pun akan pergi menemui-Nya.
Sering kita bertanya mengapa tak ada keabadian. Sering pula kita memohon agar waktu dihentikan. Namun tanpa kita sadari, keabadian hanya akan membuat kita tak menghargai waktu yang tersisa dan orang-orang yang kita temui dalam hidup ini. Tuhan yang menciptakan dan mengatur jalannya roda kehidupan. Tuhan pula lah yang lebih mengetahui hikmah dari segala ketentuan-Nya.

Yuk, tinggalkan jejak!

Terima kasih teman-teman yang sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini... ^_^

Sincerely, Ratih Dian.