Pages

Monday, May 16, 2016

Kepedihan dengan obat puyer itu sama



Suatu kali ada yang mencibir, “udah besar kok minum obat masih ditumbuk, puyer.”

Loh biarin! Hikmahnya apa?

Dengan begitu tentu saya tak boleh terlalu sering jatuh sakit. Jika pun sakitdan terpaksa harus minum obat yang ditumbuk, itu artinya lidah ini juga berhak merasakan pahitnya rasa obat. Karna saat sehat, tak sedikit pun saya biarkan lidah ini kepahitan.

Pun, sama dengan hidup. sesekali saya persilahkan kepedihan menepi, tapi seperlunya. Semua akan baik-baik saja saat kita tahu kemana harus melangkah.

Dan saat sakit, saya biarkan tubuh ini menerima hak-haknya untuk sementara. Saya biarkan ia beristirahat sejenak agar kondisi kembali pulih. Begitu pula dengan kepedihan, mungkin yang saya butuhkan hanyalah beristirahat sejenak untuk mengatur kembali strategi.

Seperti busur panah. Kita harus menariknya ke belakang terlebih dahulu agar kemudian ia bisa melesat menghujam sasaran.

Ingat! Kita tidak perlu buru-buru melangkah maju, kita tak perlu buru-buru menyerah, tapi berhentilah sejenak. Menarik mundur diri demi merancang strategi agar kemudian melesat menghujam tujuan.

Thursday, May 12, 2016

Sekali lagi, terima kasih...:')



Tumbuhlah terus dalam Ilmu dan kebaikan. Sebab hanya dua “harta” itu yang bisa menolongmu di dunia dan akhirat. Juga selalu sertakan kesederhanaan dalam bersikap.

Saya selalu memikirkan betapa petuah lugas dan sarat renungan ini menjentik hati terdalam. Tak hanya itu, petuah ini pula yang mengetuk kesadaran saya, betapa pentingnya membuktikan rasa syukur kita kepada Allah Swt. atas hadirnya orang-orang hebat di sisi. Karna keberuntungan, ke’hoki’an, ke’bejo’an, atau apapun yang dikatakan kebanyakan, tak selamanya dikaitkan dengan materi. Karna terkadang, nikmat nonmateri jauh lebih berarti dibandingkan dengan nikmat materi.

Untukmu aba dan ama...

Saya selalu berdo’a agar Tuhan senantiasa mendekapmu; orang-orang yang mengajarkan saya untuk mengenal dan mencintai-Nya dengan baik.

Juga teruntuk guru-guru, keluarga, dan para sahabat, dengan segenap rasa kasih yang begitu meluap shubuh ini, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih, karna hingga detik ini, tak ada kesulitan-kesulitan yang saya temui selama kalian berada di sisi. Segalanya berjalan lancar, dan tentu dengan kehendak Tuhan.

Semoga kebersamaan kami tetap diridhoi. Terus tuntun saya agar menjadi pribadi yang dicintai oleh-Nya, sadarkan saya jika lagi-lagi menilik masa lalu yang baiknya hanya dijadikan fondasi kehidupan, bangunkan saya jika di penggalan-penggalan waktu, warna-warni kehidupan menggoda iman, arahkan saya ke jalan yang benar jika pada bait-bait kehidupan, bualan merasuki kesetiaan. Boleh jadi, kalian adalah perantara bagi saya agar sampai pada puncak menjadi sebaik-baik insan.   

Yuk, tinggalkan jejak!

Terima kasih teman-teman yang sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini... ^_^

Sincerely, Ratih Dian.