Pages

Wednesday, April 13, 2016

Tak Lagi Takut Mencintai

C.I.N.T.A
Beberapa tahun terakhir aku memang menyingkirkan perasaan itu. Lebih tepatnya, kuusir. Tentu hal ini kulakukan dengan sejumlah alasan. Tapi kali ini, melakukan hal sedemikian rupa justru berdampak buruk bagi diri sendiri. Itu artinya, aku munafik.

Dunia anak muda.

Aku kehilangan secuil kisah yang barangkali menarik untuk kuceritakan pada anak cucuku nanti. Aku membiarkan hati ini tetap sehat tanpa kurasai bagaimana kesakitan karna cinta. Kubiarkan diriku larut dalam persoalan-persoalan lain selain makhluk bernama cinta. Ah, dulu rupanya aku takut. Sulit dan berat rasanya menyerahkan hatiku untuk menyukai seorang lelaki begitu saja.

Aku berkawan dengan banyak teman. Tentu, laki-laki dan perempuan. Kami belajar bersama, bersepeda bersama, bersenda gurau, dan masih banyak keseruan lain yang kami lakukan. Beberapa kali hatiku nyaris tersedot dekat dengan teman lelaki. Tapi lagi-lagi aku meyakini bahwa mereka hanya seru untuk dijadikan kawan saja, tidak lebih. Aku takut pada keinginan untuk memiliki, sebab tak kuyakini pula diriku pandai menjaga hati.

Di sekolah, tidak satu-dua lelaki yang mendekatiku. Aku merasakan mereka memberi perhatian lebih. Bahkan beberapa ada yang secara langsung menyatakan perasaannya padaku. Tapi dari sekian lelaki itu, tak satu pun dari mereka yang mampu membuat jantung ini berdegup tak beraturan, tak satu pun dari mereka yang mampu membuatku gemetar. Aku tetap luwes di hadapan mereka. Tak ada grogi sedikit pun.

Ah bagaimana ini? Normalkah aku?

Entahlah, aku seperti gentar meloncati batas yang jelas dalam hatiku. Bukan perkara suka atau tidak suka, atau takut dan tidak takut. Aku hanya merasa belum siap untuk jatuh cinta. Aku takut menyakiti pria manapun yang menarik hatiku atau aku sendiri yang terlalu takut untuk disakiti. Maka sebagai pencegahannya, aku tak mau membiarkan diri ini larut dalam perasaan itu.

Tapi tiba-tiba...

Datanglah hari ketika keberanian itu datang. Hari di mana akhirnya ada seorang lelaki yang membuatku gugup di hadapannya. Sulit sekali mengatur napas ketika ia berada di sisi. 
Dan, hari itu, tibalah. Hari yang cukup mendebarkan bagiku. Karna untuk kali pertama kubuka pintu hati yang sejak beberapa tahun terakhir kukunci ia rapat-rapat.

Aku tak lagi takut mencintai...

*postingan pertamaku di tahun 2016...
Selamat membaca kembali.....:')

Yuk, tinggalkan jejak!

Terima kasih teman-teman yang sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini... ^_^

Sincerely, Ratih Dian.