*01:07*
Dini
hari (saya pikir), masih terjaga. Satu jam sebelumnya saya baru bergegas menuju
tempat tidur. Namun sebelum tidur, saya masih mau mengotak-atik handphone,
terlebih untuk urusan alarm. Saat itulah, tiba-tiba seorang kawan mengirimi
saya pesan via whatsapp.
“Ping!”
Pesan
singkat yang ia kirim berkali-kali itu cukup menarik perhatian saya yang kala
itu sudah acuh dan berniat membalasnya esok. Tapi saya yang belum dihujani kantuk
dan enggan memejamkan mata saat itu, akhirnya tergerak untuk membalas pesan. Khawatir
ada hal penting yang ingin ia sampaikan larut malam begini.
“Ada
apa, Cantiiik? Gue baru mau tidur.” Saya membalas.
“Boong.
Biasanya juga ngga tidur.” Balasnya lagi.
[*dalam
hati* Oh, saya pikir ada apa. Okefixx ini ngga terlalu penting. Hahaha.]
Kemudian saya membalasnya lagi dengan niat –ini pesan terakhir malem ini, lanjut lagi besok aja–
“Haha.
Gue bukan Tuhan, ah. Butuh tidur banget ini.” *oke itu kode–fix percakapan
berakhir*
Sebelum tidur, setelah mengeset alarm, saya menonaktifkan sambungan data, dan seperti biasa, handphone saya aktifkan dalam mode penerbangan.
[terakhir
pegang handphone malam itu jam 00:20]
Usai
sudah aktifitas saya dengan mba, de, atau mas smartphone. Saya mulai
komat-kamit baca ‘mantra’ sebelum tidur. Lalu entah apa yang sebenarnya saya
pikirkan saat itu, dan berlangsung cukup lama.
Singkat
cerita, saya masih mendengar desis pintu kamar mama yang –jika berbunyi– itu
berarti ada yang membuka pintu. Karna pintu kamar saya, dibiarkan terbuka, saya
melihat mama –yang berjalan agak sempoyongan persis orang mabuk– menuju kamar
kecil. Lepas dari toilet, saya merasakan derap langkah kaki mama yang berjalan
ke arah kamar saya. Mendekat. Lalu menggoyangkan bahu saya *yang saat itu
sebenarnya saya belum tidur*. Kemudian mama bilang, “Ayo bangun, Mba. Udah
hampir shubuh, katanya mau qadha puasa. Sahur dulu.”
Whaaaaaaat?
Mata
saya yang –sebenarnya– lagi ngga beneran merem itu terbelalak. Oh My Robb. Jadi
saya beneran ngga tidur malam ini. Aaaaak! Mana hari Senin masuk pagi. Belum lagi
besok sebelum berangkat harus ini-itu dulu. Saya terus bersungut dalam hati. Jadi
waktu masih terjaga itu saya pikir masih dini hari, dan entah apa yang
terlintas di pikiran selama beberapa jam itu. Pikiran-pikiran itu mengantarkan
saya pada sepertiga malam terakhir. Ngga berasaaaaa. Aduh, mikirin apa sih???
Itulah,
saat tidur, mestinya kita lepas semua lelah. Hingga tak ada lagi celah bagi setiap pikiran yang mengusik nyenyak.
No comments:
Post a Comment