Pages

Tuesday, December 15, 2015

Wanita (ternyata) lebih suka dibohongi



Suatu sore setelah kelas usai, saat saya berjalan menuju parkir kampus, saya melintasi kumpulan beberapa mahasiswa di lantai dasar fakultas. Di sanalah mengalir beberapa percakapan remaja-remaja kekinian yang tak sengaja terdengar. Tidak sengaja loh ya, bukan menyimak atau nguping. Begini kira-kira percakapannya:

Pria      : Eh.. Kemana aja lo ??? makin gemuk aja...
Wanita : Iiih, kok gemuk sih ? jahat lo ah...! (sambil pamer mimik muka dongkol gitu)

Sekali lagi saya tak sengaja mendengarnya. Siapapun yang berada di sekitar sana atau sekedar lewat seperti saya pasti mendengar. Jelas. Karna mereka berceloteh dengan suara nyaring. Mungkin bagi yang lain tidak terlalu menarik. Tapi bagi saya ? jelas menarik. Karna toh akhirnya malam ini percakapan itu yang paling melekat. Paling diingat. Padahal saya sudah melewati beberapa peristiwa yang lebih penting lainnya, tapi entah mengapa hal mungkin sepele itu yang akhirnya saya tuangkan dalam tulisan ini. 

Mari renungi lagi percakapan di atas ! Kira-kira apa pesan baiknya ???

Benar seperti kebanyakan orang bilang bahwa, “Ternyata wanita lebih suka dibohongi.” Saya termasuk *mungkin hihihi... Saat seorang pria berkata tentang beberapa hal yang ia lihat pada wanitanya, mungkin maksudnya hanya ingin memberi tahu atau menilainya saja, tanpa ada niat membuatnya malu atau bahkan menghina. Tapi siapa yang tahu ternyata wanita justru kesal dengan kejujurannya. Maka terbuktilah apa yang dikatakan mayoritas. Itulah mengapa akhirnya banyak pria berbohong demi cari aman hehe... Tapi alasan baiknya, pria boleh berbohong jika ia khawatir kejujurannya justru akan menyakiti hati wanita. uuuh yang ini baru mulia, so sweet.. demi menjaga keharmonisan hubungannya.

Menurut saya, wanita yang meski kodratnya telah tercipta menjadi makhluk yang kata Ada Band ‘ingin dimengerti’, tetap saja ia harus sadar dengan kekurangannya. Toh, masing-masing orang memiliki standar penilaian masing-masing. Setiap pandangan tentu berbeda-beda. Silahkan diambil saja sisi positifnya. Jika kalian para wanita dibilang ‘gemuk-gendut-gembrot’ lalu merasa jengkel atau gusar hatinya, apakah kejengkelan kalian (para wanita) itu akan seketika meluluhlantahkan perasaan si pria ? ah, rasanya tak secepat itu. 

Beberapa teman saya yang postur tubuhnya terbilang ‘gembrot’ pun tak masalah dengan sebutan itu. Bahkan, ada yang berkata, “ah, apa artinya berat badan ?.” Yang terpenting adalah saya bisa hidup sehat sampai detik ini. Haha yang itu jelas. Loh bagaimana dengan saya ? aduduu.. bukan mengeluh. Saya pun, merasa semuanya baik-baik saja saat tak ada seorang pun yang bilang saya ‘gemuk-an ’. *sebenernya ngarep ada yang bilang begitu hihihi... 

Untuk rekan-rekan wanita yang saya hormati, pula saya cintai...

Berhentilah mengeluh dengan persoalan berat badan. Usahlah jemu dengan perkataan orang tentang bobot fisikmu. Selama masih diberi kesehatan, masih diberi kesempatan menghirup udara *meski bercampur antara karbon dioksida dan monoksida hahaha... Apalagi masih bisa bertemu dengan orang-orang tercinta, teruslah berterima kasih pada Tuhan. Syukuri apa yang telah   dianugerahkan-Nya. Dengan begitu, tentulah kita tak mudah gusar hatinya saat orang lain berkata hal yang tak serasi dengan keinginan kita.

Yuk, tinggalkan jejak!

Terima kasih teman-teman yang sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini... ^_^

Sincerely, Ratih Dian.