Pages

Monday, August 17, 2015

Itukah Kau, Mbah Marsinah ?

Wanita itu kutemui di gerbong terakhir yang mengantarku menuju stasiun tujuan. Saat sedang asyik mendengarkan top song of the week versiku -Not a bad thing by Justin Timberlake- sambil membolak-balik halaman novel yang sudah hampir selesai kubaca, sekilas kulihat seorang wanita paruh baya yang baru saja menaiki gerbong yang sama. Aku meliriknya, terlihat peluh memenuhi wajah, pakaian yang ia kenakan lusuh, bentuk rambutnya tak menampakkan bentuk asli karna tak beraturan.
ah, pekerjaan apa yang ia lakukan hingga larut begini ? atau pakaiannya kuyup karna tergesa-gesa mengejar kereta ? atau cuaca di luar sedang hujan ? entahlah!
Wajahnya yang teduh membuatku iba. Lamat-lamat aku menatapnya dari kejauhan sambil menyunggingkan bibir, tersenyum. Kurogoh tas di pangkuan. Alhamdulillah.. sisa makanan dalam perjalanan masih ada.

"Bu, sudah makan ?", tanyaku sambil sedikit mendekat karna jarak kami terpisah beberapa meter saat itu.

"Ini diambil yaaa, Bu", kataku lagi tanpa memberikan kesempatan baginya untuk menjawab pertanyaanku tadi. Aku mengulurkan makanan yang tentu tak membuatnya kenyang, setidaknya bisa mengganjal perut.

"Oh, terima kasih, Nak", ucapnya.

"Iya, sama-sama", balasku.

Syukurlah, suasana gerbong sepi saat itu. Hanya ada segelintir orang yang duduk tak jauh dari tempat kami. Jadi, aku tak begitu menyinggung dan membuatnya malu. Tak terasa, stasiun berikutnya adalah stasiun tujuanku. Dengan langkah gontai aku turun dari kuda besi yang mengantarku pulang.

Kau tahu, wanita itu mengingatkanku pada mbah Marsinah.
Baiklah, lain kali akan kuceritakan tentang hal ini.

Tangerang, 15082015

Saturday, August 15, 2015

Rindu ada, karna jarak dan waktu

Kau pernah merindu ? rindu seseorang atau rindu momen-momen berharga dengan siapa pun ?

Kau ingin bertemu atau mengulang kembali peristiwa itu ?

Seberapa parah rindu yang sudah menyerangmu ?

Apa kau jujur dengan perasaan rindumu ?

Lalu, bagaimana kau mengobatinya, membuatnya jinak agar kau tak lagi sesak ?

Dear Kamu,

Sepertinya aku rindu

Rasa ini tak begitu aneh. Berbeda saat kali pertama aku bertemu dan kau menatapku tajam, tapi hangat.

Dear Kamu,

Sepertinya aku rindu

Aku seolah menonton sebuah drama dalam pikiran. Ya, aku memutarnya ulang, dan terus begitu. Meski ini menjadi drama favorit, aku tak begitu menikmati. Karna kau hanya berupa bayangan.

Dear Kamu,

Sepertinya aku rindu

Aku seperti menghabiskan novel romance dalam waktu singkat, alurnya indah. Terlalu indah jika kuceritakan di sini. Lagi-lagi aku hanya bisa membaca pesan-pesan romantis yang kau kirim, meskipun tak setiap waktu.

Dear Kamu,

Sepertinya aku rindu

Karna waktu dan jarak yang mengungkap rasa, biarlah. Aku terlalu rindu, malam ini. 

Thursday, August 13, 2015

Istana untuk aba



Aba, bolehkah aku membuatkanmu istana di surga sana ?
Bisakah kita tinggal satu atap lagi seperti sedia kala
Ya, seperti keadaan di dunia

Aba,
Aku ingin kau dipersatukan kembali dengan bidadari duniamu nanti
Aku ingin kau dipertemukan lagi dengan peri-peri kecilmu
Kau tahu ?
Akulah yang akan membangun istana itu untukmu

Aba,
Kau yang sudah memberi jalan bagi putri-putri kecilmu untuk dapat mengenal-Nya lebih dalam
Kau pula yang mengingatkan bahwa hidup di dunia hanya sementara
Untuk itu lagi-lagi kau mengajak kami (putri kecilmu) untuk mengabaikan dunia

Aba,
Aku percaya tuhan telah meridhoi langkahmu
Aku yakin tuhan selalu memberkahimu
Pak, nasehatmu akan selalu kurekam sampai nanti tiba saatnya kuwariskan pada cucu-cucumu, dan begitu seterusnya

Aba,
Jangan dulu lanjut usiamu!

Aku masih ingin mendengar banyak kisah
Aku masih ingin dibonceng dengan sekuter bersejarah yang kau miliki
Aku masih ingin duduk bersama menonton serial televisi yang terus saja kau komentari
Aku masih ingin berjalan bersama sambil berpegangan tangan menggenggam jemari


Aba, semoga tuhan memberimu umur panjang dan tetap bermanfaat bagi sekitar. Aamiin…

Karna itu aku ada



Aba,

Jika esok aku mulai mengenal cinta
Lelaki pertama yang ingin aku cintai adalah sosok sepertimu
Pribadi sederhana namun tetap bersahaja
Berdiri tegak dengan tampilan sederhana namun tetap indah sejauh mata memandang

Aba,

Hingga detik ini posisimu menempati level tertinggi dalam daftar pria idolaku
Apa semua lelaki pribadinya sama sepertimu ?
Oh, jawabannya tentu tidak. Aku sedikit tahu soal itu
Itulah mengapa kau tak henti menasehatiku tentang makhluk yang bernama lelaki
Untuk-MU dan untukmu, Pak.
Aku akan menjaga

Aba,

Beri tahu aku dimana aku bisa menemukan lelaki sepertimu!
Apa stoknya masih ada ?
Jika boleh, aku ingin pesan satu
Cukup, yang sepertimu inginku

Aba,

Kala kau kecil, kakek dan nenek memberimu makan apa?
Hingga kau beranjak menjadi pemuda hebat penuh semangat

Aba,

Berapa wanita yang menjadi kekasihmu sebelum akhirnya kau bertemu emak ?
Berapa orang yang inginkan kau menjadi menantunya sebelum akhirnya kau meminang emak ?
Aku yakin. Banyak wanita yang tercabik-cabik perasaannya melihat kau lebih memilih emak.

Aku bersyukur, karna itu aku ada.

Ambil saja waktuku, Mak!



Kau selalu berceloteh tentang masa depan, sejak dulu sampai sekarang.

Mak,
Apa kau tak merasa lelah ?
Seharian kulihat kau melakukan banyak hal, di dalam dan di luar rumah
Tapi, tak sedikitpun kudengar kau merintih atau sekedar mengeluh

Mak,
Apa arti ucapan yang dulu sering kau lontarkan ?
Sekarang aku mulai beranjak dewasa
Tidakkah kau ingin berbagi soal itu ?
Atau kau sengaja tak memberi tahu agar aku penasaran dan menjawab sendiri pertanyaan itu ?
Sejatinya, kau hanya ingin melihatku menjadi pribadi yang mandiri

Mak,
Ajari aku agar bisa menjadi wanita kuat sepertimu
Beri aku resep bagaimana bisa melakukan banyak hal dengan penuh tanggung jawab tanpa minta imbalan

Mak,
Berapa macam pekerjaan yang emak lakukan dalam waktu sehari ?

Mak,
Apa jatah tidurmu berkurang karna pekerjaan itu ?
Kau bisa ambil waktu istirahatku, Mak!
Kau punya asisten sekarang, itu aku
Jangan sungkan untuk menyuruhku melakukan ini itu
Aku tak perlu imbalan, bukan pula karna ketulusan
Aku hanya ingin memberi sedikit waktuku untukmu, Mak.


Sudah, hanya itu yang bisa kulakukan sekarang.


Sunday, August 9, 2015

Tahajjud yuk!



Tak mudah memang, ketika orang lain justru asik dengan bunga tidurnya, tapi disini kami mencoba melawan hawa nafsu yang sebenarnya memberontak. Tak perlu lah mengasihani diri untuk soal yang satu ini. Bukankah DIA telah berjanji dalam kitab suci-NYA ?

"Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat derajatmu ke tempat yang terpuji" (Q.S. 17:79 )

Terbukti dari banyaknya orang yang telah merasakan nikmat dan ajaibnya ibadah yang satu ini. Ibadah sunnah dengan pahala berlimpah. Kelebihan yang kita dapat bukan hanya dari sisi spiritual saja, tapi juga dari kesehatan, emosional, dan lain-lain. Ibadah sunnah telah banyak membuat orang-orang bahagia dan sukses. Dengan rutin melakukan tahajjud, Allah juga akan mengangkat derajat kita. Yang terpenting adalah kita harus berusaha istiqomah mengerjakannya. Juga berusaha mengakses pikiran suprasadar kita, karena pikiran suprasadar sangat selaras dengan hati dan jiwa kita sehingga timbul keyakinan yang kuat dan pikiran suprasadar ini yang menyampaikan permohonan kita pada-NYA dan DIA Sang Pencipta memerintahkan kepada alam semesta untuk segera merealisasikan doa kita, melalui orang atau objek yang telah ditentukan oleh-NYA.


Bagi orang yang melaksanakan sholat tahajjud secara rutin disertai dengan hati yang ikhlas, Di sini terdapat korelasi antara ia dan tuhannya. Di sinilah kedekatan dengan tuhan semakin terasa. Seorang yang tekun sholat tahajjud dengan istiqomah niscaya akan merasakan kebahagiaan yang menjalar dalam segenap relung raganya. Bahkan selalu rindu dengan waktu-waktu indah yang dapat mempertemukan ia dengan tuhannya. Dimana pada saat itu malaikat turun menyaksikan hamba-hamba yang sedang bersimpuh memohon kepada-NYA. Di sinilah waktu yang tepat untuk membangun komunikasi dengan intens kepada Sang Pemberi Rahmat, niscaya ia yang terus merutinkannya setiap malam akan merasakan kedamaian juga sensasi kebahagiaan yang menghujam dalam jiwanya. Ketenangan hati yang hakiki hanya akan bisa kita rajut kala kita merasa dekat dengan Sang Penjaga Hati – Sang Ilahi. Ketenangan hati, ketentraman pikiran dan kejernihan nurani pelan pelan akan mengendap dalam segenap raga kita jika mampu menjalani shalat tahajud dengan tekun. Lalu tunggu apa lagi ?  Mari bersama kita hidupkan malam dengan bermunajat kepada Sang Pencipta.

Macet ? Siapa takut!



Kemacetan lalu lintas sudah menjadi santapan saya di pagi hari. Pasalnya, akses ke kampus memang jalan utama yang biasa dilalui para pekerja, mahasiswa, maupun pedagang  yang datangnya dari berbagai arah. Juga karena jalan yang kami lewati itu merupakan jalur kereta api yang menghubungkan kota Tangerang dengan kota Jakarta. Tidak hanya itu, hampir setiap sore menjelang maghrib, lokasi tersebut tak pernah absen dari kemacetan. Bahkan, beberapa kali saya pernah menunggu 2-3 kereta yang melintasi jalur itu. Tak perlu dibayangkan bagaimana suasana hiruk pikuk dan bisingnya suara kendaraan yang saling berlomba dan tak mau kalah.

*****

Beberapa waktu terakhir, saya sering mengamati kegiatan para pengendara saat macet sedang menimpa mereka *uhuk..uhuk.. Saya perhatikan, beberapa dari  mereka ada yang memilih untuk ngobrol dengan orang yang ada dibelakangnya. Ada juga yang langsung mengeluarkan handphonenya sekedar untuk membalas pesan atau menghubungi kerabat lainnya. Ada juga anak muda yang mengendarai motor dengan headset di telinganya, jadi saat lalu lintas macet mereka asik dengan dunianya sendiri, bahkan terkadang terlihat aneh dengan gaya kepala yang bergerak naik turun alias manggut-manggut.




*****

Saat besi penghalang area lintasan kereta api dibuka, kadang ada beberapa mobil seperti angkutan umum yang tidak bergegas menjalankan mesin mobilnya. Sehingga, kondisi pun semakin macet dibuatnya. Alhasil, ada seseorang yang memprovokasi untuk membunyikan klaksonnya, entah asalnya dari mana. Akhirnya pengendara lain pun saling berlomba memperbesar volume klakson masing-masing. Well, saya pun ikut terbawa suasana dan ikut-ikutan pencet klakson, meskipun sekedar ikut meramaikan hehe… *bercanda


Pernah juga suatu hari mata saya tertuju pada anak muda yang fokus sekali dengan gadgetnya. sedikit ingin tahu, akhirnya saya melirik apa yang ia lakukan. Ternyata benar dugaan saya, dia sedang bermain ‘Get Rich’ dengan lawannya yang entah berada di dunia bagian mana hahaha… Mungkin bisa ditiru bagi teman-teman yang merasa jenuh juga dalam perjalanan. Apalagi, jika tertimpa macet haha.. macam musibah saja macet ini. Well, meskipun kadang berfikir waktu kita akan lebih banyak terbuang di jalan, coba saja temukan hal menarik yang bisa dijadikan pelajaran tanpa harus ikut-ikutan emosi seperti orang lain. Masih banyak hal sederhana yang bisa dilakukan meskipun dalam kondisi yang terbilang sangat tidak memungkinkan. Tetaplah menikmati setiap perjalanan kita, semoga tuhan memberkahi. Aamiin…

Saturday, August 8, 2015

Manfaat Blogging


Sebagai seorang newbie, sedikit banyak aku sudah merasakan beberapa manfaat nge-blog. Berawal dari iseng dan suka corat-coret, daripada berantakan dimana-mana, bikin becek beranda hehe… akhirnya aku putusin untuk gabung di blogger. Sebelumnya konsep yang aku pikirkan untuk blog aku mungkin cuma curhatan aja sih, tapi makin ke sini aku mau coba sesuatu yang baru. Jadi sesekali nulis sajak, lirik suara hati *eaa hehe..  Aku ini tipe orang yang suka banget gentayangan di social media, aku juga suka banget jalan-jalan di blog orang (blogwalking) malah kadang sampe tersesat dan tak tahu arah pulang *haha lebay, intip-intip kamar mereka hehe… sampai akhirnya pada bulan Juni 2014 aku mulai mendaftarkan diri di blogger, walaupun awalnya ngga langsung konsisten nulis hehe.. Aku nggak mau cuma jadi konsumen aja yang bisanya cuma lahap tulisan orang lain, aku juga mau dong jadi produsen yang tulisannya dinikmati orang (itu juga kalo dibaca sih haha)

Oke yang tadi curcol sebagai pembuka, lupakan! Sekarang aku akan share beberapa manfaat blogging, lagi-lagi ini subyektif alias menurut aku. Karna tiap orang punya pandangan dan pendapatnya masing-masing. Sip, ngga perlu lama-lama buat temen-temen yang mau konsisten nulis dan nge-blog bisa baca ini dulu supaya lebih mantap niatnya untuk jadi bagian dari warga blogger hehe…


Let’s check it more!
  • Wadah untuk menuangkan aspirasi dan curahan hati
Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, tujuan aku nge-blog sebenernya cuma untuk nampung curhatan aja sih. Walaupun aku juga udah punya diary. Tapi tetep aja belum bisa ngasih kepuasan buat aku, diary cuma bisa bikin lega aja sih. Setidaknya di blog aku bebas punya arsip sendiri dengan tampilan yang menarik pula.
  • Sarana untuk memperbanyak teman di dunia maya

Di era teknologi ini, memang tak bisa dipungkiri ketergantungan kita pada makhluk yang bernama internet. Rasanya mudah sekali untuk menjalin sebuah pertemanan dengan kawan yang letaknya tak bisa dijangkau oleh kita. Ya, apalagi kalau bukan akun-akun social media seperti facebook, twitter, instagram, yahoo messenger, dll. Dengan blog, kita bisa berbagi bersama para blogger lainnya, kita juga bisa saling share banyak hal tentang dunia blogging dan kepenulisan. Sekaligus sebagai jembatan silaturahim warga-warga blogger. Misalnya sebuah komunitas, fanpage, official account yang memang diperuntukkan bagi para blogger, di sana para blogger dari manapun bisa bertemu (lewat dunia maya) dan saling berinteraksi melalui komunitas tersebut.
  • Bermanfaat bagi sesama

Pada pembukaan di atas juga udah aku bahas, bahwa seorang blogger ibarat seorang produsen. Karna ia menghasilkan tulisan yang dibaca oleh khalayak. Yap, rata-rata tulisan yang diposting oleh para blogger ini bermanfaat, apapun genre tulisannya. Jangan anggap remeh blog-blog yang isinya hanya curahan hati penulisnya. Kita tidak tahu seberapa besar kita di mata orang lain, kita juga tidak tahu seberapa menginspirasi kita bagi orang lain, bisa jadi kita adalah pahlawan bagi mereka, bisa jadi.
  • Memperluas wawasan dan menambah pengetahuan

Kita tahu bahwa Ilmu tidak hanya didapat di bangku sekolah, orang-orang tak berpendidikan pun bisa lebih pintar dibanding kita yang sudah makan bangku itu sejak kecil hehe.. Blogging sendiri adalah kegiatan menulis. Aku ulangi sekali lagi, bahwa blogging adalah kegiatan menulis. Jadi, para blogger yang mau nulis pastilah sudah banyak ide yang berkecambah di kepalanya. Nulis itu memang keren, tapi sebelum nulis tentunya kita harus baca dulu. Kalo ngga baca lalu apa yang mau ditulis ? Kalo udah baca, maka pengetahuan bertambah. Ilmu itu bisa jadi wangsit saat kita menulis, bukan ? Biasanya ide menulis itu memang kadang datang begitu saja. Tapi untuk menuliskannya kita dituntut untuk berfikir lebih jauh, mengembangkan topik supaya lebih menarik dan tidak membosankan bagi para pembaca. Aduuuh.. mulia juga yaa blogging itu hehe…
  • Asah kemampuan

Buat temen-temen yang udah punya hobi baca tulis dari kecil, ngga ada salahnya untuk mulai nge-blog dari sekarang. Karna bisa mengasah kemampuan kepenulisan temen-temen. Sekaligus belajar desain dan layouting buat yang suka dengan desain. Apalagi yang memang sudah punya passion pada bidang-bidang ini, blogging adalah kegiatan yang tepat untuk mempertajam kemampuannya jika terus diasah. 
  • Mengisi waktu luang

Bagaimanapun juga kegiatan blogging ini ngga bisa diprioritaskan karna kita punya kehidupan nyata. Jadikan saja kegiatan ini sebagai sambilan, iseng-iseng mengisi kekosongan di sela-sela kegiatan. Ngga ada salahnya kan kalo udah bosen travelling, sesekali kita blogging. Lebih hemat pula hehe.. 
  • Lebih ekspresif melalui tulisan

Aduh lagi-lagi aku mau curhat hehe.. Honestly, aku ini orang yang ngga bisa mengekspresikan perasaan lewat tindakan atau kata-kata. Jadi satu-satunya cara untuk nyatain perasaan atau nyindir orang haha *yang ini bercanda  Ya, melalui tulisan. Karna dengan menulis ruang gerak aku lebih luas dan bisa mengekspresikan perasaanku dengan bebas. 
  • Iseng-iseng dapet penghasilan

Kebahagiaan seorang penulis itu saat tau pembacanya puas dan suka dengan tulisannya. Yap, bener banget. Tapi kaidah itu ngga berlaku bagi semua penulis, bahkan seorang sastrawan. Ada juga beberapa hal yang menjadi latar belakang kenapa seseorang menulis, salah satunya adalah earn money. Seperti latar belakang beberapa sastrawan yang menulis untuk hidup, lalu untuk apa lagi kalau bukan untuk cari nafkah. Well, dengan blogging temen-temen juga bisa dapet penghasilan loh. Untuk caranya bisa tanya sendiri sama mbah google yaaa…

 Oke cukup ini dulu postingan aku kali ini, semoga bermanfaat-
Thankies bunchies sudah meluangkan waktu untuk baca tulisan ini :*

Thursday, August 6, 2015

Mengetuk Sanubari


Aku mencoba menelisik diri di malam yang sunyi
Merenungkan setiap perbuatan sejak beranjak dari tempat tidur hingga kembali lagi untuk tidur
Begitukah ukuran diri, wahai orang yang Allah kirimi Muhammad Rasulullah ?
Pertanyaan itu terus kuajukan sampai saat kutemukan di bagian mana posisi diri saat ini

Begitu banyak hak-hak tuhan yang belum terpenuhi
Tapi anugerah dan karunia-Nya senantiasa terulur bagi kami
Begitu banyak hal-hal berharga yang lepas dari genggaman begitu saja
Tapi kebaikan-Nya selalu terbentang luas dimanapun berada

Padahal kita tahu bahwa dunia ini tercela, yang tentunya tak bisa dijadikan sebagai muara
Ia telah menjebak, ia juga perusak
Yang mengempaskan manusia ke dalam jurang kenistaan
Kecuali hal-hal yang bisa membawa kita pada perjumpaan dengan tuhan

Inikah sebuah kehinaan yang nyata ?
Ketika diri belum merasakan getaran karunia yang Ia limpahkan
Ketika diri dipandu dan dikuasai oleh hawa nafsu yang membangkang
Lalu untuk apa aku diciptakan jika untuk hidup sia-sia ?

Tuhan,

Jangan biarkan kesempatanku mengenyam kehidupan dunia usai begitu saja
Kobarkan api kerinduan pada-Mu dan junjungan-Mu
Gerakkan hati ini untuk selalu memenuhi undanganmu
Bangkitkan penyesalan yang tidak tertangguhkan
Berikan Ilmu yang dapat menyatukan diri ini dengan-Mu, Wahai Sang Khalik

Tuhan,

Jangan biarkan ruh dan jiwaku menguap begitu saja tanpa pernah aku meresapi energi di balik kalimat “Lȃ ilȃha illallȃh”

Wednesday, August 5, 2015

Kehilangan (Waktu Pagi)


Saat raga dihujani mimpi
Kubakar semangat agar ia tetap abadi
Aku memutuskan untuk hidup bersamanya
Dalam kubangan luas penuh asa

Saat ide-ide mulai berkecambah di kepala
Tak kubiarkan ia lepas begitu saja
Tak kubiarkan ia menari indah di atas sana
Segera kuikat agar tetap melekat

Saat janji telah banyak dilontarkan
Nampak butiran angan yang terlihat menyilaukan pandangan
Akan kugenggam dengan jemari tangan
Sampai saat waktu penghabisan

Waktu pagi…
Waktu dimana para pejuang mulai kembali memikirkan banyak strategi sebelum pergi ke medan perang

Waktu pagi…
Waktu dimana para pembelajar mulai kembali mengobarkan tekad untuk meraih cita-cita

Waktu pagi…
Waktu dimana para petualang mulai kembali melanjutkan perjalanan dengan segudang harapan dan sepotong kisah hidup

Waktu pagi…
Waktu dimana para pemimpi memulai untuk hidup dan bergerak bersama mimpi mereka

Waktu pagi…
Waktu dimana para pemenang berdiri tegak di atas fondasi kedisiplinan

*Selamat Pagi… Selamat beraktivitas-
Semoga kita tidak pernah kehilangan waktu pagi-

Sunday, August 2, 2015

Surat untuk pria berpayung merah

Hai, pria berpayung merah.

Bagaimana kabarmu ?

Sudah lama aku tak melihat sosokmu, tapi bayangmu masih menari di pelupuk, menyisakan ruang di pikiran. Sebenarnya aku selalu berharap bisa melihatmu lagi. Tapi nampaknya tuhan masih belum mengizinkan.
Aku masih ingat pertemuan pertama kita, saat aku memandangmu dari belakang, meskipun jarak kita tak terlalu jauh, tapi kau tetap tak bergeming dan menikmati pandanganmu sendiri.

Kau tahu apa yang kulakukan sesampainya di rumah sore itu ??? ohya, apa kau ingat pertama kali kita bertemu ? sore itu aku sedang menunggu bus di halte dan kau sedang asyik menikmati gerimis. Hem, baiklah. Semoga kau masih ingat momen itu.

ah, kupikir untuk tahu namaku saja kau tidak begitu tertarik. Jadi untuk apa pula kau tahu banyak tentangku. Tapi tak apalah, aku hanya ingin melegakan, setidaknya aku sudah mengungkapkan meski kau tak memperdulikan.

Sesampainya di rumah sore itu, entah mengapa dorongan untuk menulis begitu menggebu-gebu. Ya, apa lagi kalau bukan menulis tentangmu. Tak peduli meski kau tak membacanya. Menulis tentangmu bisa membuatku lupa waktu, aku sanggup melewati batasan lazimnya, bahkan aku terlalu larut menenggelamkan diri untuk menuliskanmu dalam catatan harianku.

Oh, lihatlah betapa ‘sok tahu’ nya aku ini ?

Dalam pertemuan pertama aku sudah bisa menyimpulkan banyak hal, menduga-duga pribadimu, sedikit menghayal jika suatu saat kita bertemu lagi dan kau menyapaku. Oh My God.. lupakan soal yang satu ini! Memikirkan hal itu bisa membuat jantung berdetak lebih cepat, pipi memerah seperti tomat, dan bibir tertutup rapat.

Lupakan! Lupakan! Lupakan!

Tapi aku tak bisa!

Semakin berusaha melenyapkanmu dari pikiran, justru kau semakin mendekat (oh maaf, hanya bayanganmu yang ku maksud).

untukmu, pria berpayung merah.


Esok atau lusa semoga tuhan mengizinkanku melihatmu.


(Sebelumnya, Pria berpayung merah klik di sini)

Yuk, tinggalkan jejak!

Terima kasih teman-teman yang sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini... ^_^

Sincerely, Ratih Dian.