Pages

Thursday, August 6, 2015

Mengetuk Sanubari


Aku mencoba menelisik diri di malam yang sunyi
Merenungkan setiap perbuatan sejak beranjak dari tempat tidur hingga kembali lagi untuk tidur
Begitukah ukuran diri, wahai orang yang Allah kirimi Muhammad Rasulullah ?
Pertanyaan itu terus kuajukan sampai saat kutemukan di bagian mana posisi diri saat ini

Begitu banyak hak-hak tuhan yang belum terpenuhi
Tapi anugerah dan karunia-Nya senantiasa terulur bagi kami
Begitu banyak hal-hal berharga yang lepas dari genggaman begitu saja
Tapi kebaikan-Nya selalu terbentang luas dimanapun berada

Padahal kita tahu bahwa dunia ini tercela, yang tentunya tak bisa dijadikan sebagai muara
Ia telah menjebak, ia juga perusak
Yang mengempaskan manusia ke dalam jurang kenistaan
Kecuali hal-hal yang bisa membawa kita pada perjumpaan dengan tuhan

Inikah sebuah kehinaan yang nyata ?
Ketika diri belum merasakan getaran karunia yang Ia limpahkan
Ketika diri dipandu dan dikuasai oleh hawa nafsu yang membangkang
Lalu untuk apa aku diciptakan jika untuk hidup sia-sia ?

Tuhan,

Jangan biarkan kesempatanku mengenyam kehidupan dunia usai begitu saja
Kobarkan api kerinduan pada-Mu dan junjungan-Mu
Gerakkan hati ini untuk selalu memenuhi undanganmu
Bangkitkan penyesalan yang tidak tertangguhkan
Berikan Ilmu yang dapat menyatukan diri ini dengan-Mu, Wahai Sang Khalik

Tuhan,

Jangan biarkan ruh dan jiwaku menguap begitu saja tanpa pernah aku meresapi energi di balik kalimat “Lȃ ilȃha illallȃh”

No comments:

Yuk, tinggalkan jejak!

Terima kasih teman-teman yang sudah berkunjung. Silakan berkomentar di sini... ^_^

Sincerely, Ratih Dian.