“Writing is My Heart Is.”
Kata-kata di atas cukup mewakili sebagian
orang, sepertinya. Related to our topic, saya menilik kembali buku pak
Bambang Trim yang berjudul “Jagat Penulisan dan Penerbitan,” yang mana dalam
buku tersebut ia menyatakan bahwa hari ini, menulis bukan lagi keterampilan
yang diminati oleh beberapa orang saja, atau hanya bagi mereka yang dikaruniai
bakat untuk meracik kata. Menurutnya, menulis adalah lifeskill. Artinya,
menulis adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang. Tidak terkecuali,
Anda, mungkin.
Era media sosial telah tiba. Dan ini
mendorong setiap orang untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya dalam bentuk
tulisan, maupun audio-video. Facebook, misalnya. Facebook menyediakan fasilitas
wall agar penggunanya dapat menuliskan sesuatu kapanpun dan dimana pun. Tulisan
di media sosial ini yang kemudian memberi akses kepada siapapun untuk menjelajahi
dunia kita, menjadi sarana untuk berbagi banyak hal melalui tulisan [Re:
status], yang kemudian tulisan tersebut dapat direspons oleh pengguna lain yang
berada dalam jaringan pertemanan sang statuser.
Hal inilah yang menyebabkan banyak orang
mendadak aktif menulis setiap hari. Meski tak sedikit dari mereka yang
menuangkan gagasan-gagasannya dengan tujuan untuk memprovokasi, membuat tulisan
dengan konten-konten negatif atau tulisan yang sengaja dibuat untuk memihak
pada satu golongan tertentu, dan lain hal. Untuk itu, kita sebagai pengguna
tentu dituntut untuk lebih bijak dan cerdas dalam memilah tulisan yang
bertebaran di media sosial.
Everyone is a Writer, kali ini akan saya
buat sedikit melenceng. Masing-masing kita adalah penulis. Karna sejatinya,
kita adalah penulis bagi setiap kebajikan dan keburukan yang kita lakukan. Setiap
perbuatan baik atau buruk, masing-masing ada balasannya. Kita adalah pemeran
utama dalam skenario Tuhan. Maka kita hanya perlu memilih, alur seperti apa
yang akan mengantarkan kita pada klimaks yang memukau.
No comments:
Post a Comment