Hallo... Assalamu'alaikum, Dear.
Cinta, apapun, adalah sesuatu
yang tak pernah lepas dari jiwa. Jika dibanding kata lainnya, kata inilah yang
paling menarik untuk diperbincangkan. Well, di usia saya dan teman-teman
yang sudah menduduki angka 20-an, obrolan perihal cinta-jodoh-nikah
kerap kali menjadi buah bibir yang selalu mampu mencuri perhatian kami. Semacam
ada magnet gitu kalau udah pake hashtag #cinta, #jodoh, atau #nikah hihi... belum
lagi obrolan di setiap grup whatsapp yang seluruh anggotanya wanita, maka
hampir semua anggota hadir dan percakapan akan berlangsung dalam durasi yang
cukup untuk nonton 2 episode film Korea hehehe... Beda cerita deh kalau yang
jadi topik itu urusan-urusan lain, seperti tugas, misalnya.
Menjajaki usia kepala dua, memang
kerap menjadi fase-fase mencemaskan bagi wanita dalam menanti prince
charming-nya. Sebagai wanita, apa sih yang bisa kita lakukan jika sedang
diselimuti rasa kagum yang meluap pada lawan jenis, kasmaran misalnya? Honestly,
saya sendiri bukan tipikal orang yang bisa dengan mudah memperlihatkan
ketertarikan pada lawan jenis, kurang ekspresif, begitu katanya. Tapi saya
mensyukuri pribadi ini, karna dengan begitu, upaya yang harus saya lakukan adalah
dengan berdo’a. Eits, jangan salah! Berdo’a juga bagian dari perjuangan kita lho.
Pun, jangan terlalu banyak berharap pada manusia. Kita hanya perlu mengingatkan
diri sendiri, agar tak terjebak oleh kebodohan hati. Karna sesungguhnya, cinta
adalah kata kerja. Ada proses yang mendasarinya di sana. Ada sesuatu yang
bekerja menghadirkan cinta. Maka, kenali dulu cinta itu dengan baik. Karna
cinta harus berangkat dari kebaikan. Kelak, dari sanalah akan lahir
kebaikan-kebaikan lainnya.
Saya sendiri memandang perkara
jodoh ini sama seperti rezeki dan mati. Bahwa segala sesuatunya sudah paten
benar sesuai dengan ketentuan Tuhan. Jadi, meski naluri harap-harap cemas itu
tetap ada, saya tetap berusaha meyakinkan diri bahwa kelak, akan ada seseorang
yang menggenggam jemari kita agar selaras dengan langkahnya. Entah mana yang
lebih dulu menjemput, pria idaman berparas imut atau malaikat maut. hihi.. So,
calm down, guys! Cukup lakukan hal-hal baik dan positif selama menunggu, ya.. Agar kita disandingkan dengan orang yang
baik mutunya. Ohya, satu lagi, ‘pacari’ Tuhan!
Terkadang, orang-orang
yang sikapnya masih kekanak-kanakan, belum cakap mengurus diri, pikirannya pun masih cetek sekali untuk memecahkan masalah, ternyata sudah
lebih dulu didatangi rombongan keluarga (dikhitbah). Tapi kita, yang jauh lebih
dewasa sikap dan tutur katanya, lebih mahir mengontrol emosi diri, lebih piawai
mengelola banyak hal (mungkin), justeru belum diberi tanda-tanda akan dipinang.
Persoalan ini jelas sama seperti maut, bukan? Kita yang masih muda, segar
bugar, sehat wal afiat, fit benar kondisi kita hari ini, esok barangkali jatah
hidup sudah berakhir. Tapi aki-nini kita yang sudah renta sekali, barangkali
masih akan tinggal sampai 3 atau 5 tahun lagi. Jadi begitulah Allah mengatur
segala sesuatu, bahwa semuanya sudah tertata begitu apik hingga tak ada satupun
yang mampu mengubah ketetapan-Nya. Maka percayalah, Tuhan bukan PHP (Pemberi
Harapan Palsu). Dan, bersabarlah, karna akan ada hadiah yang Allah janjikan
bagi siapa saja yang bersabar.
No comments:
Post a Comment