Hallo..
Assalamu’alaikum, Dear...
Suatu kali saat mama ingin pergi
keluar –menginap- saya yang membenahi isi tasnya. Beberapa kali mama minta saya
untuk mondar-mandir dari atas ke bawah untuk mengambilkannya keperluan yang
akan dibawa. Saat itulah saya mulai iseng menyelipkan buku agar di jalan mama
tak lupa membaca. Sejauh yang saya tahu, mama memang senang membaca, tapi agak
malas kalau harus membawa buku kemana-mana. Mama tersenyum saat memeriksa isi
tasnya sebelum berangkat. Tentu waktu itu saya tersenyum jail, berharap mama
tak dongkol dengan anak nakalnya ini.
Beberapa waktu kemudian, setiap
kali ingin pergi, mama terbiasa sekali membawa buku kemana-mana. Karna itu
pula, saya kerap bertanya soal buku mana yang belum dibaca atau buku seperti
apa yang ingin dilahap. Tentu dengan harapan saya bisa membelikannya buku-buku baru
yang ingin mama baca. Bahkan dalam suatu perjalanan, tak jarang mama membawa
pulang beberapa buku ke rumah. Biasanya hal itu yang saya lakukan. Dan saya
senang bisa menularkan virus itu pada orang yang saya cintai.
Kemudian, teman saya adalah
korban berikutnya yang terjangkit virus membaca dan doyan jajan buku. Entah
bagaimana awalnya, dulu saya kerap memintanya untuk menemani saya hunting
buku. Dari situlah, saya mulai mempromosikan master piece milik
penulis-penulis favorit saya hehe... Alhasil, teman saya pun penasaran dan
meminjam buku karya penulis-penulis buku best seller yang menjadi koleksi
pribadi. Selesai membaca buku itu, ia bilang, “Dulu sama sekali ngga doyan baca
loh, dan ternyata nagih ya. Saya seperti menemukan dunia baru.”
Tentu waktu itu saya tersenyum
senang. Perkenalan saya dengan teman yang satu ini ternyata menularkan virus
membaca. Semoga minat baca orang-orang di sekitar kita semakin tinggi. Setelah
membaca, jangan lupa luangkan waktu untuk menulis.
Ada kutipan
menarik yang saya ambil dari sebuah artikel dalam majalah Tarbawi edisi 125, tertulis di sana bahwa seorang pemikir muslim asal Aljazair menemukan
adanya korelasi positif antara pengetahuan dan keindahan. Menjadi indah adalah
efek pengetahuan. Pengetahuan membuka ruang kemungkinan lebih luas dan menambah
kemahiran sehingga membuat manusia lebih berdaya. Keberdayaan meningkatkan
harapan dan kepercayaan yang akhirnya mewariskan kegembiraan jiwa. Inilah
yang membuat senyum kita menjadi lebih renyah. Senyum renyah itu memancar
dari kepercayaan diri yang beralasan dan
harapan yang permanen. Sorot mata dan garis-garis wajah kita menjadi lebih indah karena pengetahuan dan
membaca.
Jadi, teman-teman yang budiman, masih malas
membaca???
No comments:
Post a Comment